Kamis, 18 Oktober 2012 0 komentar

pengertian kebudayaan


PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).

Mengenai definisi kebudayaan telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan dari sudut pandangnya masing-masing. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn menyatakan bahwa da sekitar 179 definisi tentang kebudayaan. Oleh karena itu pemilihan definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar. Sehubungan dengan hal itu maka akan dicoba memaparkan beberapa definisi kebudayaan.
1.        E.B Tylor, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, adapt istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2.        R. Linton, menyatakan bahwa kebudayaan adalah merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil dari tingkah laku itu yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
3.        Herkovits, menytakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
4.        Krober dan Kluckhohn, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola, eksplisit dan implicit, tentang untuik perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya.
5.        Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa kebudayaan adalah buah dari manusia, yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, alam danh jaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di alam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya besipat tertib dan damai.
6.        Soedjatmoko, mengemukakan kebudayaan adalah penjelmaan manusia dalam penghadapannya dengan lingkungan alam dan sosialnya dengan ruang dimana ia hidup dan dalam penghadapannya dengan waktu, peluang dan pilihan, kesinambungan dan perubahan, serta sejarah (Soedjatmoko 1985)
7.        Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakanya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya (Supartono, 2001; Keesing, 1992).

Definisis kebudayaan tersebut di atas tampaknya kebanyakan definisi dan pemakaiannya telah mengaburkan perbedaan penting antara kebudayaan sebagai pola untuk perilaku dengan pola dari perilaku.

Dari definisi-definisi kebudayaan tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
1.      Kebudayaan itu beraneka ragam.
2.      Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
3.      Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
4.      Kebudayaan itu berstruktur.
5.      Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
6.      Kebudayaan itu dinamis.
7.      Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif (sadeli, dkk, 1985)

Menurut Koentjaraningrat bahwa setiap kebudayaan memiliki wujud dan unsur kebudayaan. Menurutnya kebudayaan itu terdiri dari tiga wujud yaitu :
1.      wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, atau sistem budaya.
2.      wujud sebagai kompleks aktivitas atau system sosial.
3.      wujud sebagai benda atau kebudayaan fisik.

Kluckhohn dinyatakan bahwa setiap kebudayaan memiliki tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :
a.       Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia sebagai homo religius.
b.      Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
c.       Sistem pengetahuan merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
d.      Sistem mata pencaharian hidup yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus.
e.       Sistem teknologi dan perlengkapan hidup manusia merupakan produk manusia sebagai homo faber.
f.       Bahasa merupakan produk manusia sebagai homo languens.
g.      Kesenian merupakan hasil dari manusia dalam keberadaannya sebagai homo esteticus.

Kebudayaan juga mengalami suatu perubahan, hal ini secara umum dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Proses perubahan kebudayaan dapat terjadi secara evolusi dan revolusi. Dalam perubahan kebudayaan tersebut diatas tidak jarang terjadi cultural lag, yaitu suatu keadaan masyarakat yang mengalami kesenjangan antara budaya material dengan budaya non material. Hal ini misalnya dapat dilihat dengan semakin jauhnya jarak antara kebudayaan ideal dengan kebudayaan real. Kesenjangan budaya yang berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai masalah sosial atau kerawanan sosial, perilaku menyimpang, munculnya subculture dalam masyarakat (Horton, dan Hunt, 1991).
Sehubungan dengan hal itulah maka terus diupayakan adanya berbagai system pengendalian sosial, dengan nuansa sosiokultural atau kearifan local masyarakat setempat. Baik yang bersifat formal maupun nonformal, skala dan niskala (Mudana,2000). Hal itu terefleksikan dalam berbagai model manajemen konflik. Sehingga tujuan kehidupan masyarakat dapat diwujudkan.

0 komentar

about me

hai kawan kawan kenalin nama gua soraya udah pada kenal kan sama gua , gua lulusan dari SMK SATRIA tempatnya itu ga jauh dari rumah gua ko ..
rumah gua tuh di srengseng , kapan" kalo pada lewat daerah rumah gua mampir aja ya .
gua sekarang kuliah sama kaya kalian semua deh walaupun jurusan kita beda" , dan gua seneng punya temen" cewe yang unik" kelakuannya ada yang pendiam ga pernah ngomong walaupun lucu dia juga ga pernah ketawa , ada yang suka ketawa kalo ada apa" hampir sama kaya gua deh ... hohohohohhohho , ada lagi nih temen gua paling gokil ga usah disebut namanya siapa , kalian semua juga udah pada tau semua ! sumpah ini orangnya gokil bangett , gua kalo deket" dy bawa'annya pengen ketawa mulu tingkah lakunya itu loh yang emang super duper lucu .
kalo tentang gua sendiri ... orang orang yang belom kenal gua biasanya mereka pada nyangka kalo gua itu sombong , padahal gua ga begitu ko orangnya ! kalo udah kenal  gua orangnya asik banyak yang bilang begitu .
hhmm ....  dan gua juga orangnya apa adanya ga gimana" , kalo kata temen gua mah gua kalo ngomong asal jeplak aja ,hehhehhehe
dan gua  juga peduli banget sama temen gua ko , ya kalo temen gua ada masalah apa kalo kira" gua bisa bantu pasti gua bantuin .
hmmm .... cuma segini aja yang bisa gua tulis di blog gua ini , soalnya bingung mau ngomong apa lagi ! takutnya kalo ngomong yang laen" ntar pada mikir kalo gua lagi banggain diri sendiri , yaudah segitu aja ya ... yang laen" nilai sendiri aja tentang gua .

Senin, 15 Oktober 2012 0 komentar

jomblo teraniaya

Jomblo Teraniaya Versi Mario Tengil

Yang pacaran: Mau kujemput jam berapa ?
Yang LDR: Mau aku ke sana tanggal berapa?
Yang jomblo: Mau di kubur dimana ?

Yang pacaran: mesra-mesraan.
Yang LDR: kangen-kangenan.
Yang jomblo: bunuh-bunuhan.

Yang pacaran: Met bobo ya I LOVE U .
Yang LDR: Met bobo ya I MISS U
Yang jomblo: (ngetik sms REG spasi JODOH)

Yg PACARAN: nepokin nyamuk di tangan pacar.
Yg LDR: nepokin nyamuk di tangan masing2.
Yg JOMBLO: maen tepok-tepokan sama nyamuk.

Yang pacaran: Aku jemput ya.." (Bebbz).
Yang LDR: Aku telfon ya.." (Sayankku)
Yang jomblo: "Aku samperin ya.." ( malaikat Izrail )

yang pacaran di tanya , pcr nya kemana ? tuh lagi taraweh
yang LDR , pacar nya dmn ? nih lagi tlpn .
yang JOMBLO , pacar nya mana ? rahasia, rahasia apa ? RAHASIA ILAHI.


Yang pacaran: berantem di jalan.
Yang LDR: berantem di sms.
Yang jomblo: berantem sama nyamuk.

Yang pacaran: sholat tarawih berjamaah.
Yang LDR: saling ngingetin sholat.
yang jomblo : gantung diri di kamar.

Yang pacaran: Sayang, buka di sini aja ya.
Yang LDR: Sayang, met buka ya..
Yang jomblo: Woi nitip gorengan dua.

Yang pacaran berbuka: Sepiring berdua.
Yang LDR: Sepiring masing2.
Yang jomblo: Sepiring gak abis-abis.

Yang pacaran: dapet I love you.
Yang LDR: dapet I miss you.
Yang jomblo: dapet sms promo dr operator.

Yang pacaran mudik bareng ,
yang LDR mudik ke rumah pacar,
yang JOMBLO jadi calo tiket.

Tekan 1 untuk Bahasa Indonesia. Tekan 2 untuk Bahasa Gaul. Tekan an batin untuk jomblo..

Jomblo dihari sabtu : pagi percaya diri, siang selalu jaga diri, sore siap siap bunuh diri..

Jomblo dihari sabtu : pagi tidur dikasur, siang tidur disofa, malem tidur direl kereta..

Yang pacaran: sholat berjamaah.
Yang LDR: saling ngingetin sholat.
Yang jomblo: disholatin.

yang pacaran mau buka puasa dimana ?
yg LDR mau ketemuan dimana ?
yang JOMBLO mau gantung diri dimana ?

yang pacaran : duit nya abis buat ketemuan,
yang LDR : duit nya abis buat beli pulsa.
yang Jomblo : duit nya abis buat ke DUKUN.

yang pacaran : sms , kangen kapan ketemuan lagi.
yang LDR : telepon , besok ketemuan lagi ya.
yang JOMBLO : ngabisin bonus sms ,

Yang pacaran : makan bareng.
yang LDR : makan masing-masing.
yg JOMBLO : makan ati trus .

Yang pacaran: jerawatan karena pacar.
Yang LDR: jerawatan karena kangen.
Yang jomblo: jualan obat jerawat.

Pacaran : Dikalungin Emas...
LDR : Dikalungin berlian dan permata
Jomblo : dikalungin Celurit

Pak Mario , ko saya sampe sekarng belum dapet JODOH..?
adek2 ku yg baik hati , semua orang orng pasti memiliki jodoh nya, jika kamu sampe sekarang masih JOMBLO mungkin ada yg bermasalah dengan MUKA kamu.


PACARAN menggoda iman,
JOMBLO menggoda anak tetangga aja sulit.

Yang pacaran : minta putus
yang LDR : di selingkuhin
yang jomblo : ketawa -ketawa , mampus lue , mampus lue.

Yang pacaran : senyum-senyum baca status ini.
yang LDR : senyum bareng lagi online .
yang jomblo : bunuh diri baca status ini .

Yg pacaran: "duitnya pasti banyak"
yg LDR : "pulsanya pasti banyak"
yg jomblo : "jerawatnya pasti banyak "

Yg pacaran "ya Tuhan aku sayang dia"
yg LDR "ya Tuhan aku kangen dia"
yg jomblo "ya Tuhan aku punya pacar kapan?"

Yg pacaran : meluk pacar
yg LDR : meluk guling
yg jomblo : meluk tabung gas elpiji

Yang pacaran : di samperin ke rumah .
yang LDR : ketemuan di rumah .
yang Jomblo : disamperin malaikat izrail ke rumah .

yang pacaran : ini malam minggu ya.
yang LDR : ini sabtu malam ya .
yang jomblo : ini malam jum'at ya .

yang Pacaran: mimpi enaknya punya anak berapa
yang LDR : mimpi ketemuan
yang jomblo: mimpiin orang sampai gak kehitung calon anak yang kebuang berapa.

yang pacaran : mimpi ketemu sang pacar
yang LDR : mimpi ketemuan.
yang jomblo : mimpi di kejar-kejar setan.

Yang pacaran : weekend makan bareng pacar .
Yang Ldr : wekend makan ati .
yang jomblo : weekend makan bareng kucing.

yg pacaran :weekend ketemu calon mertua
Yg ldr : weekend ketemu selingkuhan
Yg jomblo : weekend ketemu malaikat pencabut nyawa

Yang pacaran : yankkk weekend kemana ?
yang LDR : yank weekend ketemuan yuk ?
yang jomblo : weekend mau bunuh diri dimana?

Yang pacaran : Hujan-hujanan bareng pacar.
Yang LDR : Hujan-hujanan bareng selingkuhan.
Yang JOMBLO : jadi tukang ojeg PAYUNG.

Yang pacaran : bangun tidur di bangunin pacar nya.
yang LDR : di bangunin pacar nya lewat tlpn.
yang jomblo : di siram air kobokan sama nyokap.

Jomblo itu ibarat besi,
kalo terlalu lama gak laku-laku bisa berkarat ! rasain
0 komentar

sejarah novel

Sejarah dan Novel Sejarah

Karya sastra sebagai symbol verbal mempunyai tiga peranan utama, yaitu (1) sebagai cara pemahaman (mode  of comprehension), (2) cara perhubungan (mode of communication), (3) cara penciptaan (mode of creation). (Dalam karya sastra yang menjadikan peristiwa sejarah sebagai bahan, ketiga peranan symbol itu dapat menjadi satu. Perbedaan masing-masing hanya dalam kadar campur tangan dan motivasi pengarangnya. Lihat Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Hal. 127-136.)


           Obyek karya sastra adalah realitas, apapun yang disebut realitas oleh pengarang. Novel sejarah adalah bentuk karya sastra yang menjadikan peristiwa sejarah sebagai obyeknya. Dalam kaitan ini, novel sejarah dapat; pertama, menerjemahkan peristiwa sejarah dalam bahasa imaginer dengan maksud untuk memahami peristiwa itu menurut kadar kemampuan pengarang; kedua, novel sejarah dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapannya mengenai suatu peristiwa sejarah; dan ketiga, seperti juga karya sejarah, novel sejarah dapat meupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imaginasi pengarang.
            Sebagai contoh sebuah novel sejarah, adalah; Tetralogi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Diperlihatkan bagaimana penggambaran tentang sejarah awal mula tumbuhnya kesadaran kebangsaan dalam masyarakat pribumi “Indonesia di bawah kekuasaan kolonial. Kurun waktu yang tercakup dalam karya ini berkisar sekitar menjelang akhir abad ke-19 sampai memasuki dekade kedua abad ke-20. Dalam tulisan-tulisan sejarah, kurun ini sering disebut sebagai kurun kebangkitan nasional.
           Perbedaan yang paling tegas antara sejarah dan novel sejarah terletak pada pertanggungjawabannya. Sejarah bermaksud menceritakan hal atau peristiwa sejarah yang sebenarnya terjadi. Sejarah mengemukakan gambaran tentang hal-hal sebagaimana adanya dan kejadian-kejadian yang sesungguhnya terjadi. Sejarah harus mengikuti prosedur tertentu; harus tertib dalam penempatan ruang dan waktu, harus konsisten dengan unsur-unsur lain sepeti topografi dan kronologi dan harus berdasarkan bukti-bukti.
            Berbeda dengan tulisan sejarah, cukuplah bagi sebuah novel sejarah bila berhasil mengungkapkan berupa gambaran yang koheren, yang dapat dipahami. Karya sastra tidak tunduk pada metoda-metoda tertentu. Demikian pula dalam penggunaan bahasa, tulisan sejarah dan novel sejarah berbeda. Sejarah lebih cenderung menggunakan referential syimbolism dengan merujuk secara lugas kepada obyek, pikiran, kejadian dan hubungan-hubungannya, sedangkan sastra lebih banyak mengandung pesan-pesan subyektif pengarang.
           Dalam peristilahan ilmu sejarah, peristiwa sejarah sering dicakup dalam istilah fakta sejarah. Peristiwa sejarah sebagai bahan baku diolah secara berbeda oleh tulisan sejarah dan oleh karya sastra. Dalam tulisan sejarah, bahan baku itu telah diproses melalui prosedur tertentu. Dari sumber-sumber sejarah sejarawan harus melakukan kritik, interpretasi, dan sintesis sampai ia sanggup menyuguhkan rekonstruksi sejarah. Sejarawan harus bertolak dan selalu kembali kepada fakta dalam usahanya untuk merangkai peristiwa sejarah menjadi kesatuan yang utuh. Dengan bahan-bahan itu sejarawan mencari system of interactions, yaitu hubungan antara fakta-fakta secara memadu.
            Karya sastra mempunyai pendekatan lain. Peristiwa sejarah dapat menjadi pangkal tolak bagi sebuah karya sastra, menjadi bahan baku, tetapi tidak perlu dipertanggungjawabkan terlebih dahulu. Peristiwa sejarah, situasi, kejadian, perbuatan, cukup diambil dari khazanah accepted history bagi hal-hal dari masa lampau atau dari common sense bagi peristiwa-peristiwa kontemporer. Prosedur kritik, interpretasi dan sintesis, tidak diperlukan oleh sastrawan.
            Apakah yang diperlukan bagi novel sejarah yang patut menyandang predikat ‘sejarah’? Novel sejarah tidak perlu menjadikan tokoh sejarah sebagai tokoh utamanya atau tokoh-tokoh sejarah sebagai tokoh-tokohnya. Hal ini bukan berarti bahwa novel sejarah tidak boleh menjadikan tokoh sejarah sebagai tokoh utamanya. Seperti tokoh utama dalam novel sejarah yang telah disebutkan di awal tulisan ini. Hanya saja tokoh yang hadir dalam novel sejarah dibentuk secara kuat oleh imaginasi si pengarang, bukan seperti tokoh yang dimunculkan dalam tulisan sejarah.
            Realitas sejarah muncul dalam novel sejarah, menurut George Lukacs, dapat dilihat melalui historical faithfulness, dan authenticity of local colour yang terdapat di dalamnya. Yang dimaksud dengan historical authenticity (keaslian sejarah) yaitu, “kualitas kehidupan batin, moralitas, heroisme, kemampuan untuk berkorban, keteguhan hati, dan sebagainya, yang khas untuk suatu zaman.”  Melukiskan secara benar semangat zaman (Zeitgeis) yang menjadi tugas sejarawan lewat penulisan sejarah yang aktual, menjadi tugas pula bagi penulis novel melalui lukisannya yang imaginer.
            Selanjutnya yang dimaksud dengan historical faithfulness (kesetian sejarah) ialah “keharusan-keharusan sejarah yang didasarkan pada basis sosial ekonomi masyarakat. Akhirnya dalam kemurnian local colour, yaitu deskripsi yang setia tentang keadaan-keadaan fisik, tata cara, peralatan, dan sebagainya, novel sejarah membantu memudahkan penghayatan sejarah. Dalam hubungan ini patut dicatat, kadang-kadang justru anakronisme sejarah diperlukan – Hegel menyebutnya necessary anachronisme. Ini terjadi jika kurun sejarah yang digarap dianggap sebagai periode pendahulu dari kurun penulisannya. Misalnya, bukankah kita selalu melihat pahlawan-pahlawan nasional kita sebagai nasionalis yang berjuang untuk melawan kolonialisme dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa?
            Karya sastra di satu sisi dibangun atas dasar fakta-fakta yang berkelebat dalam diri pengarang, dan menampilkannya ke permukaan sebagai sebuah fiksi. Pada sisi lain sejarah terkadang menyembunyikan kebenarannya. Dan anehnya banyak yang hanya berani menampilkannya lewat dunia fiksi. Hakikat sejarah pada umumnya adalah kenyataan, tetapi justru kenyataan itulah kadang yang sering dimanipulasi hingga menimbulkan berbagai versi dan terlihat kontroversi. Akhirnya, sejarah akan tergiring dalam ranah subjektif sebagai sebuah kenyataan objektif.
 
;